Om Slamet, warga Perumahan Kota Baru, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, merupakan salah seorang pengorbit cucak hijau jawara. Ia sudah menggeluti burung ijo ini sejak duduk di bangku SMP. Banyak “rahasia” tentang cucak hijau yang dikuasainya, dan perlu disebarluaskan kepada para penggemar khususnya pemula. Sebagian materi mungkin bersifat debatable, namun tidak perlu diperdebatkan. Sebab ini soal kebiasaan yang seringkali membuat seseorang menjadi bisa / berpengalaman.
Berikut ini, tujuh rahasia cucak hijau versi Om Slamet yang layak menjadi pengetahuan kita bersama.
1. Tangkringan tunggal agar burung jinak
Meski cucak hijau lebih gampang dijinakkan, namun diperlukan tips tertentu. Apalagi jika cucak hijau bakalan baru diperoleh dari tangkapan hutan. Bagaimanapun, cucak hijau bakalan cenderung giras karena takut dengan lingkungan baru, juga manusia yang baru dikenalnya.
Biasanya, Om Slamet mengawalinya dengan memberi tangkringan tunggal, sampai burung benar-benar mengenal perawatnya. “Apabila cucak hijau sudah bunyi, baru kita pasang dua tangkringan,” tuturnya.
2. Terapi cabut bulu ekor
Ketika memperoleh bakalan cucak hijau, Om Slamet biasanya mencabuti bulu ekor burung yang baru tumbuh. Untuk apa? “Tujuannya agar pertumbuhan bulu ekor lebih bagus. Kalau tidak dicabut sejak usia dini, saat dewasa bulu ekornya kurang bagus dan tidak merata,” kata dia.
Inilah yang menurut Om Kicau agak debatable. Sebab, sulit menemukan alasan ilmiah dari tindakan cabut bulu ekor. Namun, karena ini merupakan fakta dan biasa dilakukan Om Slamet, Om Kicau pun tidak akan menutupi fakta tersebut.
Tindakan cabut bulu ekor dilakukan ketika bulu-bulu anakan cucak hijau, yang warna hitam, tumbuh di bagian sayap dan ekor. Saat itu juga, Om Slamet akan mencabuti bulu ekor dengan cara disemprot terlebih dulu hingga basah.
3. Buah terbaik: pisang dan pepaya
Sebagai burung pemakan buah, cucak hijau di alam liar lebih menyukai buah pisang dan pepaya. Itu sebabnya, cucak hijau dalam perawatan manusia cukup diberi kedua jenis buah tersebut.
Kelebihan lain dari pisang dan pepaya adalah setelannya yang relatif aman. Berbeda dari apel. Kalau porsinya tidak tepat, atau lebih banyak daripada yang diperlukan burung, bisa membuat penampilan cucak hijau kurang stabil.
4. Cucak hijau suka mandi
Sejak dini, cucak hijau perlu disediakan cepuk mandi, karena burung ini memang suka mandi. Apabila burung tidak biasa menggunakan cepuk mandi, boleh juga memakai bak mandi yang biasa digunakan untuk kacer atau murai batu
“Yang jelas, mandi bagi cucak hijau menjadi kebutuhan wajib. Sebab kalau kurang mandi, cucak hijau sering didis (nyisir bulu) saat tampil di lapangan. Didis juga menjadi salah satu penyebab cucak hijau mengalami bulu nyulam,” jelas Om Slamet.
Didis juga bisa disebabkan faktor lain, misalnya burung sudah dalam kondisi on-fire, siap bertempur, tetapi tidak pernah diturunkan. Faktor extra fooding (EF) yang berlebihan, baik dari jangkrik maupun ulat hongkong, juga menjadi faktor pemicu lainnya sehingga burung didis di lapangan.
5. Tips mengatasi bulu nyulam
Untuk mengatasi didis dan bulu nyulam, kata Om Slamet, usahakan burung dijemur selama 15 menit setiap hari, sekitar pukul 09.00. Setelah dijemur, burung diangin-anginkan, kemudian dimandikan.
Untuk sementara, EF seperti jangkrik dikurangi porsinya, minimal 2 ekor jangkrik.
6. Mengatasi cucak hijau melet
Salah satu perilaku yang sering ditunjukkan cucak hijau adalah lidahnya dikeluarkan atau melet. Hal ini biasanya karena burung kurang rutin dimandikan. Solusinya?
“Kalau lidah sudah keluar, usahakan penjemuran dihentikan, dan burung rutin dimandikan pada sore hari,” kata Om Slamet.
7. Kerodong jelang lomba
Meski cucak hijau jarang / tidak pernah dikerodong, Om Slamet menyarankan, jika mau dilombakan, maka Sabtu malam burung perlu dikerodong agar bisa istirahat total dan energinya dapat dihemat untuk esok hari.
Semoga bermanfaat.
disunting ulang dari omkicau.com
0 Response to "7 Cara Rahasia Menyeting Cucak Ijo Tampil Prima dilomba"
Post a Comment