Om Hany Faroko, owner Brother SF, sangat beruntung memiliki murai batu Abimanyu. Selain mudah dalam perawatannya, Abimanyu termasuk murai yang jinak. Tetapi kalau sudah di lapangan, Abimanyu selalu tampil sangar. Tak heran jika gelar demi gelar selalu diraihnya dalam even-even akbar belakangan ini.
Prestasi paling gress Abimanyu adalah menjuarai Kelas BOB dalam even akbar Bupati Cup 3 di Perumahan Bumi Indah, Pasar Kemis, Tangerang, Minggu (11/12). Beberapa murai batu hebat mampu dikalahkannya, termasuk Murai Sakti (MS) milik H Sukarto: jawara kelas bergengsi Presiden Cup IV di Jakarta (2/10).
Kelas BOB dibatasi maksimal 25 peserta, dengan harga tiket Rp 10 juta. Wow!!! Tapi hadiahnya jangan ditanya: Rp 125 juta bagi juara pertama. Juara 2-4 masing-masing mendapat uang tunai Rp 50 juta, Rp 25 juta, Rp 15 juta, dan Rp 10 juta.
Hanya murai-murai hebat saja yang berani turun di kelas bergengsi ini. Sebab apabila tak masuk lima besar, pasti tekor besar pula. Om Hany Faroko sangat optimistis MB Abimanyu bisa meraih prestasi maksimal, sehingga memutuskan untuk menurunkannya di Kelas BOB.
Peserta lain di kelas ini adalah MS milik Om Sukarto, Debat milik Om Deden Batu, Anak Tangsel koleksi H Sadat (B16), Pitbull milik Mr Prio (AK 47 SF Bandung), Don Juan besutan Om Herry TSI, dan Boomerang andalan Om Edy Darmawan (Topper BF / SBC 88).
Melalui persaingan seru, murai batu Abimanyu akhirnya tampil sebagai juara pertama. Tim Juri BnR Indonesia memberinya full bendera merah, alias koncer mutlak, untuk MB Abimanyu. Juara kedua dan ketiga diraih Don Juan dan Boomerang.
Sayangnya, hadiah Rp 125 juta tak bisa keluar karena pesertanya hanya 13 ekor. Nominal hadiah pun akhirnya harus disesuaikan. Meski demikian, Om Hany yang memperkuat Ronggolawe Team tak kecewa. Yang penting, jagoannya bisa tampil maksimal, bahkan menang mutlak.
Perawatan harian murai batu Abimanyu
Sehari-hari, murai batu Abimanyu ditangani Om Sunar selaku mekaniknya. Menurut Om Sunar, perawaran burung ini sangat mudah. Frekuensi mandi pun hanya dua hari sekali.
“Yang penting, burung rajin dijemur. Meski demikian, durasi penjemuran hanya sekitar dua jam, mulai jam delapan hingga sepuluh pagi,” jelasnya.
Abimanyu juga sama sekali tidak pernah menggunakan kandang umbaran. Jadi sehari-hari hanya menempati sangkar hariannya saja.
Pakan utamanya berupa voer. Adapun pakan tambahan / extra fooding (EF) terdiri atas jangkrik dan kroto. Porsi jangkrik terbilang standar atau tidak jauh berbeda dari murai batu lainnya, yaitu 5 ekor pada pagi hari dan 5 ekor lagi pada sore hari.
“Namun untuk kroto, kita berikan full dan dalam kondisi segar. Sebab Abimanyu sangat rakus terhadap kroto. Berapapun porsi yang diberikan, pasti disikat habis, meski murai ini juga makan voer,” kata Om Sunar.
Untuk menjaga performanya, murai batu Abimanyu dalam kesehariannya ditempatkan dalam ruang tersendiri, sambil ditempel seekor burung pentet sebagai masterannya.
Tetapi pentet ini sudah memiliki suara isian yang lengkap, sepeti cililin, cucak jenggot, lovebird, kenari, burung-madu, dan serindit. Dengan perawatan simpel itulah, murai batu Abimanyu siap menghadapi lawan-lawan hebatnya.
Sumber : omkicau.com
0 Response to "Burung Jinak Yang Dapat Tampil Sangar Di Lapangan"
Post a Comment